Ibu Dian memiliki putra yang mulai menyandang epilepsi sejak 6 tahun yang lalu.
Pengalaman yang sangat menyakitkan yang dialami oleh Ibu Dian adalah saat sang buah hati dikeluarkan dari sekolah dan itu dilakukan saat bagi raport tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Menerima perlakuan yang semena-mena dari pihak sekolah Ibu Dian lalu menuntut ke Dinas Pendidikan dan menyatakan bahwa anak usia sekolah berhak mendapat pendidikan yang layak. "Orang tua jangan malu jangan minder untuk memperjuangkan hal yang prinsip", demikian lanjut Bu Dian.
Sejak pengaduannya tersebut maka sang buah hati bisa terus bersekolah.
Mengapa Bu Dian tidak patah semangat saat melaporkan masalah yang dihadapi putranya ialah keyakinan bahwa anak seusia putranya saat itu berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak, bila pihak sekolah menolak maka hal itu ialah bertentangan Undang-undang.
"Pihak sekolah hanya dengan ringan mengatakan bahwa mereka tidak sanggup, tapi sebelum itu tidak ada pembicaraan dengan pihak orang tua tentang masalah yang dihadapi sang anak."
"Perlakuan semacam itu ialah kesemena-menaan."
Perlakuan sekolah tersebut sempat membuat anaknya depresi sehingga tidak bisa menerima saran atau masukan dari siapapun selama setahun.
Sudah bermacam-macam herbal dikonsumsi agar putranya bisa sembuh tapi tidak memperlihatkan hasil yang memuaskan. Akhirnya terapi medis kembali dilakukan. Sejak obat yang dikonsumsi cocok, kejang yang selama ini terjadi sampai 6 kali tiap hari tidak terjadi lagi. Bahkan sang putra sekarang mahir bermain keyboard.
Pesan Ibu Dian saat menutup sharing-nya dengan hadirin ialah terus konsultasikan dengan dokter, jangan patah semangat, jangan malu, serta tetap berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
Sent from my BlackBerry®
for www.ina-epsy.org
