Hidup manusia adalah ke depan bukan ke belakang. Mobil yang biasa kita tumpangi mengajarkan kepada kita bahwa melihat ke depan jauh lebih penting daripada melihat ke belakang, buktinya kaca mobil untuk melihat ke arah depan jauh lebih besar daripada kaca untuk melihat ke belakang.
Bukanlah hal yang mengherankan bahwa bagi orang tua dari penyandang epilepsi ataupun penyandang epilepsi itu sendiri, kondisi yang dialami memang akan menimbulkan masalah-masalah tersendiri apalagi kalau sudah berhubungan dengan dunia kerja. Beberapa orang pernah bertanya pada penulis,"Apakah kita perlu mengakui epilesi yang kita sandang saat interview atau tidak?". Pertanyaan yang sangat sulit dijawab, selanjutnya dia mengatakan lebih lanjut,"Setelah saya mengakui bahwa saya menyandang epilepsi, maka orang yang mendengarnya menjadi kaget dan sedikit menjauh, dan itu berujung tidak diterima bekerja".
Kalau anda terus berorientasi pada bekerja kantoran, memang sudah resiko bahwa penolakan setelah mengakui menyandang epilepsi seperti di atas selalu ada, meskipun ada juga kantor yang memimiliki toleransi terhadap penyandang epilepsi namun porsi itu masih kecil. Pertanyaannya ialah,"Apakah anda akan terus berpusing ria dengan masalah epilepsi ini atau tidak?".
Alangkah bijak bila orang tua penyandang epilepsi atau penyandang epilepsi itu sendiri mengubah pola fikir bahwa tanpa kerja kantoran seseorang akan tetap bisa hidup layak, dapat membiayai hidupnya dan dapat membiayai dirinya sendiri yaitu dengan menekuni ketrampilan.
Sebagaimana sudah dimuat dalam postingan terdahulu tentang ketrampilan maka bermain organ pun merupakan salah satu ketrampilan yang sangat bisa diandalkan. Silakan klik link di bawah ini, saya yakin dengan melihat penampilan De Alfaris, anda akan mengamini bahwa ketrampilan bermain organ akan bisa menghasilkan.
Fadjar Setyanto